Kapan kita bisa belajar tentang suatu nilai?
Kerap kali kita menilai jasa atau perbuatan baik seseorang hanya dari nilai materi, sesuatu yang berwujud fisik, bisa jadi sejumlah uang maupun kado yang diberikan dan dikemas dengan cantik.
Ya, memang hal-hal tersebut membuat perasaan kita menjadi nyaman dan hati kita senang. Namun, segala wujud pemberian material tersebut akan hilang seiring berjalannya waktu, tidak akan bisa abadi.
Kita kerap kali menghubungkan perhatian dan kasih sayang seseorang hanya berdasarkan pemberian materi, yang nampak oleh mata kita. Kita seringkali lebih menghargai pemberian seseorang yang bernilai materi besar, sehingga ketika pemberian tersebut hilang, habis maupun rusak, kita menjadi kesulitan untuk merasakan rasa senang di hati yang sama seperti saat kita menerimanya.
Lalu apa yang membuat hati senang dengan kesadaran diri kita sendiri?
menurut pengalamanku di usia ini, sesuatu yang bersifat abstrak justru lebih baik. Seperti misalnya, sebuah dukungan, pemberian motivasi, membangkitkan rasa percaya pada diri kita, perasaan dimengerti, maupun rasa aman dan nyaman. Sederhana memang, namun sangat berdampak pada diri saya.
Kalimat-kalimat yg datang dari sahabat-sahabat saya, orang terdekat saya, seperti:
“kamu bisa melakukannya, aku percaya sama kamu,”
“aku dukung kamu sepenuhnya, selama itu hal yg baik bagimu,”
“aku berusaha paham rasanya, namun kamu pasti akan baik-baik saja, semua pasti bisa dilalui,”
“hidup ini perjalanan yang panjang, lakukan hal yg membuatmu bahagia, dan sesuai minat kamu.”
Tidak bermaksud untuk mengatakan pemberian materil adalah buruk, namun kita juga perlu belajar untuk menghargai, memaknai sedalam kesadaran kita tentang hal terkecil yang kita dapatkan. Bagaimana bisa kita menghargai hanya dari sesuatu yang besar? Bagaimana bisa hal yang besar tersebut akan bermakna jika kita sendiri tidak sanggup menghargai yang terkecil? Andai kita semua mau belajar menghargai dan memaknai yang terkecil dahulu, sungguh akan menumbuhkan rasa syukur dan damai di diri kita. Bahkan ketika kita tidak mendapatkan hal besar yang diharapkan, kita masih dapat merayakan kegembiraan dengan hal-hal kecil yang ada.